Halaman

Sabtu, 24 Februari 2018

PENANGGULANGAN LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA

Apakabar semuanya... Mudah-mudahan tetap pada sehat ya semua...

Seperti biasa, demi mengisi kekosongan aktivitas, saya menyempatkan diri untuk menulis sedikit artikel yang mudah-mudahan dapat bermanfaat, aamiin.

Kawan-kawan HMS-ITI sudah pada tau belum tentang berita hangat yang terjadi di kota cape Town, afrika selatan ditahun 2018 ini ?

Bila belum tahu, yuk kita simak berita yang sudah banyak beredar di media sosial..

Kabar berita ini saya lihat di akun instagram kementrian PUPR tentang krisis air bersih di cape Town, afrika selatan.

“cape town merupakan kota kedua terpadat populasinya di afrika selatan, akan kehabisan air bersih dalam kurun tempo 90 hari atau maret 2018, menurut sejumlah ahli. Sedangkan wali kota cape town (paticia de lille) memperkirakan persediaan air habis total pada 22 april mendatang, berdasarkan perhitungan konsumsi sehari-hari warganya.

Dengan begitu, kota yang berpenduduk 4 juta jiwa ini akan menjadi kota pertama di dunia yang kehabisan air bersih dan belum memiliki solusi untuk mendapatkan air bagi kehidupan sehari-hari penduduknya.”

Kira-kira begitu kawan-kawan...

Sejenak bayangkan deh jika hal itu terjadi sekarang di kota jakarta, tangsel, depok atau dimanapun, ngeri bukan?

Entah bagaimana, bukan bermaksud apa-apa. Saya kembali mengingat perkataan filsuf jerman (karl max) yang mengatakan “segala hal yang membentuk realita adalah hasil dari usaha subjek” kalimat ini bisa disimpulkan bahwa bencana alam (banjir, longsor, kekeringan,dll) bisa jadi suatu hal yang disebabkan oleh manusia/mahluk hidup yang telah merusak keseimbangan alam. Dari berita itu, diri saya mulai bertanya bagaimana cara negara maju, seperti jepang salah satunya membuat sistem penanggulangan limbah cair rumah tangga, seperti air bekas mencuci, mandi dll agar jernih dan aman bagi ikan-ikan disungai.

Dari hasil pencarian saya di dunia maya terkait sistem filterisasi limbah cair rumah tangga yang menurut saya cukup murah dan mudah dalam pembuatannya, salah satu cara dari sekian banyak sistem penyaringan adalah dengan memanfaatkan batu zeolit. Batu ini dapat menjernihkan air dari zat besi, air bekas cucian pun bisa di jernihkan dengan batu ini, luar biasa...

Sayang, masih sangat banyak pembangunan tempat tinggal yang tidak memikirkan bagaimana caranya agar limbah cair rumah tangga ini dapat aman dan jernih bagi ikan-ikan di sungai. Masih sangat banyak pembangunan rumah, gedung, dll yang hanya sekedar memikirkan “bagaimana bangunan ini dapat berdiri kokoh” tapi tidak lanjut memikirkan “bagaiamana sistem pembuangan limbah dari bangunan ini agar aman”.

Kawan-kawan juga perlu tahu nih seperti apa peraturan SNI dalam pembuatan septic tank :
  •  Pembangunan septic tank setidaknya terdiri dari dua ruang, ruang lumpur (ruang pengendapan dimana fases mengendap) dan ruang basah (tempat penampungan cairan kotoran)
  • Ukuran septic tank harus sesuai dengan jumlah penghuni rumah dan tingkat penggunaannya. Contoh : ukuran septic tank untuk rumah berpenghuni lima orang adalah 0,45m3, untuk ruang lumpur 1,2m3 untuk ruang basah dan ruang ambang batas bebas 0,4m3.
  •  Pastikan septic tank mempunyai struktur yang kokoh, tahan zat asam dan tahan air agar limbah tidak meresap mencemari air tanah.
  • Biasanya terbuat dari bahan beton, batako, batu bata, keramik, batu kali, plat besi dan PVC.
  • Agar lebih ramah lingkungan, baiknya  septic tank  mempunyai bak filter air tambahan.
  •  Jauh dari sumur resapan/sumber air bersih. 



Ini contoh rencana septic tank  yang saya buat

1.      Berapa banyak air yang anda gunakan dalam mencuci kendaraan ?
2.      Berapa banyak liter air yang anda gunakan saat mandi dan mencuci baju?
3.      Dan berapa air bersih siap minum yang anda butuhkan dalam sehari?
4.      Berapa banyak air yang bisa anda jaga dengan cara penanggulangan seperti diatas?

Sekian, terimakasih.







penulis: Hendri Nila Kandi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar